AKU INGIN MEMELUKMU SEPERTI DULU (PART II)
Hyun Hwa hanya tersenyum menatap gadis yang sekarang berdiri di depan
nya, gadis yang dulu sangat manja dan cengeng sekarang sudah menjadi
gadis yang sangat cantik dan dewasa dengan penampilannya yang sekarang,
ya seperti itulah Hye In dia tak pernah ingin melihat orang lain
menangis bagi gadis itu lebih baik dia yang tersakiti, daripada harus
melihat orang yang dia sayangi menangis. Tangan Hyun Hwa menggenggam
erat tangan sang adik, mata pemuda itu menatap lurus ke arah mata hitam
gadis di depan nya, dulu tinggi gadis itu hanya di bawah lengan nya,
tapi sekarang tinggi gadis itu hampir sama dengan nya, ingin rasa nya
Hyun Hwa kembali memeluk gadis di depannya saat ini sama seperti dulu
yang dia lakukan pada Hye In kecil, tapi sekali lagi ada sesuatu yang
melarang dia untuk memeluk adik nya sendiri, Hyun Hwa hanya mampu
mencium kening sang adik dengan penuh kasih sayang berharap bahwa gadis
ini bisa merasakan kalau dia sangat menyayangi nya, dan tak ingin
kehilangan Hye In seperti kehilangan kedua orangtua dan kekasih nya.
“Gomawo Hye, jeongmal gomawoyo, kau sudah menyimpan jepit rambut itu?”
“Bukan kah eonni, yang mengatakan agar aku menyimpannya”
“Ne, dan kau menepati janji mu saengie, oppa bangga padamu, mianhae
semalam oppa sudah membentak mu, sungguh Hye oppa tak bermaksud untuk
memarahi mu, oppa hanya ingin memastikan jika tak ada seorang pun yang
menyakiti mu dan membuat mu menangis sayang, semua itu oppa lakukan
karena oppa menyayangimu, mau kah kau berjanji Hye?” tanya Hyun Hwa
sambil membelai ramput hitam panjang adik nya.
“Mwo oppa?”, berusaha menahan air mata nya untuk tidak menetes.
“Berjanji lah untuk selalu tersenyum, tetep lah tersenyum Hye, ada atau
tanpa ada oppa di sisi mu, jangan pernah kau membahasi pipi mu dengan
air mata lagi sayang, oppa benci akan hal itu, arrachi?
Pertahanan gadis itu runtuh, air mata yang daritadi ia tahan kini
sudah membasahi pipi nya yang putih tanpa permisi, menghapus sedikit
make up tipis yang dikenakan gadis itu, Hye tak perduli lagi jika nanti
dia akan berpenampilan jelek di depan namjachingunya, untuk kali ini dia
mengkesampingkan rasa malu nya, hanya karena perkataan kakak nya, dia
baru tahu dan sadar jika pemuda di depannya saat ini amat sangat
menyayangi nya, bahkan Hye bisa merasakan jika sang kakak amat sangat
takut kehilangan dirinya, tapi dari semua itu satu yang membuat Hye
merasa takut, dia takut jika Hyun Hwa akan meninggalkan dia seperti
kedua orangtua dan kakak perempuan nya yang merupakan kekasih Hyun Hwa.
“Yak, kenapa kau menangis babo, lihat lah make up mu menjadi
berantakan karena kau menangis”, ucap Hyun Hwa ingin menghapus air mata
sang adik tapi tertahan oleh tangan Hye In.
“Oppa…, apa kau akan meninggal kan ku, sama seperti appa, eomma dan Hye
Rin eonni?”, dapat terdengar dengan jelas jika suara Hye In sedikit
bergetar.
Tubuh Hyun Hwa menegang seketika, tangan nya yang masih terulur untuk
mengusap air mata sang adik menjadi lemas tak berdaya. Hyun Hwa sama
sekali tak habis pikir dengan adik nya, kenapa Hye In bisa mengatakan
tentang hal itu hal yang sangat dan paling tak ingin dia dengardan benci
kata “meningggalkan”, Hyun Hwa hanya bisa menatap mata adik nya dengan
pandangan sendu, karena dia juga tidak bisa berjanji akan kah dia berada
di samping gadis manis itu untuk selama nya, mata Hye In mengingatkan
dia kepada yeojachingu nya Hye Rin, paras mereka yang hampir sama
terkadang seolah mengatakan bahwa Hye In adalah Hye Rin, tapi terkadang
Hyun Hwa tersadar jika ke dua gadis itu berbeda, hanya karena paras yang
sama bukan berarti mereka orang yang sama kan, Hye In mengenal sosok
Hye Rin dari sebuah foto yang pernah dia lihat di laptop sang kakak,
saat itu Hye In hanya bertanya siapa yeoja berwajah cantik dan beramput
hitam bergelombang itu, dan Hyun Hwa hanya mengatakan jika itu hanya
mendiang kekasih nya, yang juga mengalami kecelakaan bersama dengan
orangtua mereka. Dengan tangan yang bergetar Hyun Hwa menghapus air mata
sang adik dengan lembut, senyuman manis yang bercampur dengan air mata
mengalir menghiasi wajah pemuda ber usia 29 tahun itu.
“Uljimayo Hye, jebal.”
“Katakan pada ku terlebih dahulu oppa, jika oppa tak akan meninggal kan ku.”
“Ne, oppa tak akan meninggalkan mu?”
“Yagso oppa ya?”, tanya Hye In dengan suara yang sedikit terisak dan mengulur kan jari kelingkingnya.
“Ne saengie, nan yagsoge”, sambil mengaitkan jari kelingkingnya pada jari adik nya.
Suara seseorang memboat kedua nya menatap ke arah pintu utama, Hye In
baru menyadari jika hari ini dia memiliki janji dengan kekasih nya,
gadis itu segera ber lari ke arah kamar nya untuk merapihkan make up dan
penampilan nya, Hyun Hwa hanya bisa terkekeh geli melihat sang adik
yang sibuk menata kembali penampilannya.
“Kau sudah cantik Hye”, ucap Hyun Hwa di ambang pintu kamar sang adik.
“Oppa…, semua ini karena mu”, sahut Hye In kesal.
“Mwo, apa maksud mu eoh, bukan kah tadi oppa sudah mengatakan jika kau
menangis, kau akan merusak make up dan penampilan mu, kenapa kau begitu
menyebalkan Lee Hye In”, Hyun Hwa sengaja menggoda adik nya dengan
melipat tangannya di dada.
“Kau juga sangat menyebal kan Lee Hyun Hwa”, ucap Hye In sambil memukul pelan lengan sang kakak, dan berlalu pergi.
Hyun Hwa hanya memandang kepergian sang adik dengan senyuman yang
mengembang, entahlah setelah ini akan kah dia bisa menatap wajah manis
Hye In atau tidak, hanya satu yang selalu Hyun Hwa ingin kan jika dia
harus pergi meninggalkan adik nya semoga ada seseorang yang bisa
menggantikan posisi nya. Gadis manis itu berjalan mendekati pintu utama,
saat pintu sudah terbuka nampak lah seorang pemuda yang tak kalah
tampan dari sang kakak berdiri di depan nya. Senyuman manis yang Sung
Jin berikan mampu membuat seorang gadis bermarga Lee ini tersenyum
membalas nya.
“Neomu yeppo jagiya”, ucap Sung Jin memuji penampilan sang kekasih.
“Jeongmal gomawoyo oppa”, sahut Hye In dengan menundukan kepalanya
menyembunyikan rona merah yang sudah menghiasi sekitar pipinya.
Suara langkah dari seseorang mampu membuat kedua nya menatap ke
samping. Mengetahui Hyun Hwa yang melangkah ke arah mereka membuat
pemuda bermarga Choi itu membungkuk hormat ke arah Hyun Hwa, sementara
Hyun Hwa hanya tersenyum menanggapi perlakukan kekasih dari adiknya ini
pertama kali nya dia melihat kekasih sang adik, dari penilaian Hyun Hwa
pemuda yang mungkin 2 atau 3 tahun lebih muda daripada dia ini orang
yang bisa menggantikan posisinya untuk Hye In.
“Tak usah seperti itu Choi Sung Jin”, ucap Hyun Hwa saat dia sudah berada di samping sang adik.
“Darimana hyungnim mengetahui nama ku, aku lebih muda daripada Hyung,
jadi aku harus bersikap sopan”, jawab Sung Jin dengan senyuman nya yang
khas.
“Gwaenchanayo, aku memang lebih tua daripada kau, tapi aku sangat tidak
suka jika kau bersikap sopan dan se formal itu dengan ku, itu membuat ku
seperti orang yang di takuti, nama mu?, itu bukan hal yang sulit
mengingat kau adalah pemaris tunggal dari perusahaan Greeen Hotel yang
sudah mendunia”, sahut Hyun Hwa dengan kekehan.
“Aniya Hyung, kau bukan orang yang menakutkan, dan perusahaan itu milik appa bukan milik ku”, sahut pemuda itu merendah
“Jeongmalyo?, tapi yeojachingumu ini sangat takut saat aku membentak nya semalam”.
Hyun Hwa sengaja menggoda sang adik, membuat pemuda itu mendapatkan
tatapan membunuh dari Hye In, sementara Sung Jin hanya tersenyum menatap
kelakuan kekasihnya yang menurutnya sangat lucu, dan sekarang disini
lah mereka bertiga di sebuah caffe yang terletak di tepi pantai yang
sangat indah, bertiga?, ya Hyun Hwa terpaksa ikut karena desakan dari
Sung Jin, awal nya Hye sangat tidak setuju dengan keputusan sang
kekasih, tapi dengan jurus rayuan andalan nya hati Hye In sedikit luluh,
walaupun sekarang sedikit merasa tidak nyaman harus merasakan semua
ini, seharusnya ini menjadi acara kencan nya yang romantis, tapi karena
ke hadiran sang kakak membuat mood gadis itu berubah 360 derajat,
mengetahui berubahan dari sang adik membuat Hyun Hwa merasa sangat
bersalah, tak seharu nya dia menggoda Sung Jin agar dia ikut bersama
mereka, dan sekarang pemuda itu semakin yakin jika sosok namja yang
duduk berdampingan dengan adik nya adalah orang yang tepat. Hyun Hwa
berdiri dari tempat duduk nya, membuat Hye In dan Sung jin menatap ke
arah nya.
“Wae Hyung / oppa”, suara Hye In dan Sung jin terdengar bersamaan.
“Euhm…, Sung Jin ah, bisa kah aku berbicara 4 mata dengan mu?”
Ucapan Hyun Hwa se olah akan mendapat kan protes dari sang adik, tapi
sebelum Hye In melayangkan beberapa penyanggahan pedas Sung Jin segera
menggenggam tangan kekasih nya seolah meminta persetujuan, gadis itu
hanya mampu menganguk lemah, kedua pemuda itu sedikit menjauh dar tempat
duduk Hye In, dari ke jauhan gadis itu dapat menyimpulkan jika saat ini
sang kakak benar-benar sedang serius, Hyun Hwa yang menyadari dari tadi
ada yang menatap nya mengikuti arah mata nya dan menemukan mata sang
adik sedang mengawasinya, senyuman yang sangat menawan dia berikan
kepada adik nya, berbeda dengan Hye In dia seolah merasakan senyuman itu
adalah senyuman perpisahan, mata gadis itu kembali memanas Hye In hanya
membuang muka saat senyuman Sung Jin juga ikut terlihat mata nya, Dia
tak ingin kakak dan juga kekasih nya mengetahui jika dia kembali
menangis, Sementara itu Sung Jin hanya mampu tersenyum getir menatap Hye
In saat membuang wajahnya menghindari tatapan mata mereka, kesunyian
menghampiri kedua pemuda yang sedang duduk berdampingan yang tak jauh
dari cafe tadi, setelah menghirup nafas yang masih tersisa Hyun Hwa
kembali menguatkan hati nya untuk mengatakan apa tujuan nya, mengajak
kekasih dari sang adik ke tepi pantai seperti saat ini.
“Hyung, waeyo?”, tanya Sung Jin yang mulai merasa aneh dengan tingkah kakak dari kekasih nya ini.
“Sung jin ah…, hyung tak akan lama lagi berada disini, jadi bisa kah kau
menjaga Hyenie setelah kepergian hyung”, jawab Hyun Hwa sambil menahan
air mata nya yang akan mengalir.
“Hyung!!, apa yang kau katakan, kau tak akan meninggal kan dia seperti
abeoji eommanim, dan Hye Rin noona kan”, Sung Jin langsung berdiri dari
tempat duduk nya.
“Hyung hanya ingin kau berjanji”, sahut Hyun Hwa menatap Sung jin sekilas.
“Hyung…, tanpa kau mengatakan itu pasti aku akan menjaga Hyenie, karena
aku sangat menyayanginya hyung”, jawab Sung Jin tersenyum.
“Syukurlah, kau memang orang yang pantas untuk menggantikkan hyung, dan
satu lagi jangan katakan ini pada Hye arra.” sahut Hyun Hwa sambil
menepuk bahu Sung jin lalu meninggal kan Sung Jin yang terus memanggil
nama nya.
“Hyung, Hyun Hwa hyung…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar