Dialah Jodoh Ku

Di malam ini terlihat sepasang kekasih tengah menjalin asmara sebut saja Simon dan gue, di malam ini tepat malam minggu, seperti biasa setiap malam minggu kita pasti berduaan di taman dekat danau, canda, tawa selalu kita lontarkan, tapi entah mengapa tiba tiba Simon menatap serius muka gue disaat Simon mengatakan sesuatu sontak gue terhentak kaget.
“Nad maaf kita gak bisa nerusin hubungan ini”
“maksud loe kita”
“iya maaf Nad”
“tapi Mon”
“sory Nad kita udah gak ada kecocokan lagi dan semoga loe bisa dapet pengganti gue”
“Huufft, oke kita putus” ucap gue, lalu berlari pulang

Di rumah gue
Gue pun memasuki rumah megah gue, walau pun megah rumah itu hanya ditempati oleh 3 orang yaitu gue, pembokat gue dan saudara gue cowok, yaitu Morgan. Morgan yang ngelihat gue nangis pun mendekati gue.
“kenapa loe Nad”
“aaaaaa” teriak gue sambil memukul Morgan
“woi sakit tau” teriak nya, kesakitan
“gan hiks Simon gan” adu gue, pada Morgan.
“Simon kenapa” tanya nya, santai
“dia mutusin gue”
“hohohohoho…”k etawanya
“kok malah ketawa”
“dasar, gitu aja nangis, gue kira loe diapain sama dia, oh ternyata, udah jangan nangis masih ada gue kok” ucap nya, meluk gue
“Morgan jangan tinggalin gue ya, cukup bonyok dan Simon yang ninggalin gue”
“iya gue gak akan tinggalin loe”
“janji” ucap gue, mengacungkan jari kelingking.
“janji” ucap nya, mengait kelingking nya dengan kelingking gue, gue pun tersenyum manis.
“ih manis banget sih” ucapnya, nyolek dagu gue.
“Morgaaaaaan” teriak gue, Morgan pun menutup mulut gue dengan jari telunjuk nya
“udah malam tidur gih” ucap nya, tapi gue tak merespon omongan dia karena menghayalkan dia.
“Nad kok bengong sih” ucap nya, heran
“I LOVE YOU MY BROTHER”
“hah maksud loe” ucap nya, bingung
“heh, ah udah gak usah difikirin gue tadi cuma bercanda kok” ucap gue, Morgan pun menuju kamar nya, tanpa dia tau gue ikutin dia ke kamar nya

Di kamar morgan
“Nad andai loe tau disaat loe bilang, I LOVE YOU MY BROTHER, tapi sayang ternyata itu cuma canda loe”
“oh jadi selama ini Morgan suka sama gue, pantesan dia perhatian banget sama gue” ucap gue, dari luar kamar Morgan. Disaat gue mau balik ke kamar gue tak sengaja gue menyenggol guci di dekat kamar Morgan, Morgan yang mendengar pun keluar kamar
“Nadya loe tadi dengerin gue ngomong”
“sory gan”
“sekarang loe tau kan perasaan gue, dan kenapa setiap ada cowok yang dekat sama loe gue gak suka, karena gue suka sama loe, mau ngak loe jadi pacar gue” ucap nya gugup
“iya gue mau”
“serius” tanya nya, gue pun mengangguk
“tapi gimana sama oma”
“gue juga gak tau”

Siang telah menyapa hari ini gue dan Morgan pergi kerumah oma.
Di Rumah Oma
“oma Nadya sama Morgan dateng nih” teriak gue
“oma kemana”
“gak tau”
Disaat kita ke kamar oma terlihat oma kita yang tengah tidur.
“itu oma”
Kita pun masuk ke kamar, gue pun membangunkan oma.
“oma bangun Nadya sama Morgan kesini nih”
“Nad oma udah gak ada” ucap nya lirih.
“gak, ngak mungkin loe bohong kan” ucap gue tak percaya
“gue ngak bohong”

Hari ini hari pemakaman oma kita.
“Morgan” panggil ku pada Morgan.
“iya”
“nih ada surat dari almhum oma”
Morgan pun membaca surat dari oma kita.

Morgan maafin oma, selama ini oma bohong dengan mu, sebenarnya kamu anaknya mama Niken dan kamu itu kembarannya Nadya, jadi oma mohon kalian jangan sampai pacaran atau nikah.

Gue sama Morgan pun kaget, dengar surat dari oma.
“hiks apa, itu gak mungkin, gan loe tadi salah baca kan”
Morgan tak tau harus bagai mana karena dia sangat mencintai gue, begitu juga gue.

hari ini gue pergi untuk melupakan semua tentang Morgan, kini hari demi hari gue lewati sendiri.

1 tahun kemudian

hari ini gue kembali ke indonesia, tak sengaja di rumah Morgan gue bertemu dengan anak kecil dengan seorang lelaki, mungkin itu papa nya, anak itu pun menghampiri gue.
“hai tante cari siapa”
“cari yang punya rumah ini nama nya Morgan”
“bentar ya tan, papa ogan” teriak nya
Keluar lah seorang lelaki tampan siapa lagi kalau bukan Morgan
“Nadya” ucapnya sembari meluk gue, gue pun melepas pelukan nya
“gak sopan, loe udah punya istri”
“belum dulu calon istri gue minggat tapi sekarang udah balik”
“oh syukur deh”
“sayang peluk dong mama nya”
“mama maksud loe” ucapku kaget
“masuk gak enak dilihat orang”

Gue pun masuk dan duduk, Morgan pun membawa secangkir coklat panas kesukaan gue, Morgan pun menceritakan semua yang terjadi dengan kita selama 7 tahun yang lalu.
“jadi ini anak kita”
Gue pun mendekati anak itu
“nama kamu siapa”
“Nadyan Winata atau Dian nama tante siapa”
“nama tante Nadya, sayang kamu mau ngak punya mama tante”
“mau pake banget”
“ya udah mulai sekarang Dian panggil tante mama ya”
“oke mama”

Kini hari hari sudah tak terasa sepi lagi karena ada Morgan dan Nadya

The end