AKU INGIN MEMELUKMU SEPERTI DULU(PART III)
Panggilan apapun yang diucapakan Sung Jin sama sekali tak membuat
langkah Hyun Hwa terhenti, pemuda itu hanya mampu memandang sendu
punggung Hyun Hwa yang semakin jauh dari pengelihatannya ingatan pemuda
itu kembali pada seorang gadis yang baru saja mereka bicarakan, dengan
setengah berlari Sung Jin kembali memasuki caffe tempat dimana dia
meninggalkan kekasih nya, Sung jin menghembuskan nafasnya lega saat
masih melihat Hye In dengan setia menunggu nya di meja mereka, dengan
langkah mantap dia berjalan menuju tempat sang gadis berada, rangkulan
tangan dari seseorang mampu membuat Hye In tersentak dari lamunan nya.
Senyuman yang manis terlukis jelas di bibir tipis Sung Jin, Hye kembali
menatap ke arah pantai yang tadi memperlihat kan bayangan sang kakak
melangkah pergi sambil terus tersenyum pada nya.
“Waeyo Hye?”, tanya Sung Jin sambil mengikuti arah mata Hye In.
“Ani, oppa boleh aku bertanya sesuatu?”, sahut gadis itu tampa memandang ke arah Sung Jin.
“Ne, wae?”
“Hyun Hwa oppa oddiga?”, ucap gadis itu sambil meminum sisa jus nya.
“Euhm…, Hyung pulang terlebih dahulu, Wae?”
“Ani…, bisa kah kita pulang sekarang oppa, aku lelah”, kali ini gadis itu menatap manik mata sang kekasih dengan penuh harap.
“Ah ne”.
Hye In hanya bisa memandang halaman rumah nya dari dalam mobil dengan
pandangan sendu, membuat Sung Jin mengeryitkan dahi karena bingung
dengan lembut pemuda itu menggenggam tangan sang kekasih.
“Jagi, bukankah tadi kau mengatakan ingin pulang eoh?”
“Untuk apa aku pulang oppa, jika Hyun Hwa oppa tak ada di dalam, aku
takut sendirian oppa”, suara gadis itu terdengar sedikit bergetar.
“Hai uljimayo jagiya”, Sung Jin menarik gadis itu dalam dekapannya.
Pelukkan Sung Jin tak menghentikan tangisan Hye In, justru sebalik
nya tangisan gadis itu semakin terdengar jelas, dengan tetap memeluk
sang ke kasih Sung Jin membawa gadis itu ke dalam rumah dan duduk di
ruang tengah, tak banyak yang bisa pemuda itu lakukan, hanya pelukkan
dan belaian lembut lah yang bisa dia berikan dan berharap dapat
meredakan tangisan kekasih nya, setelah tangisan gadis itu sedikit
mereda Sung Jin melangkah kan kaki menuju dapur untuk mengambil minum.
Tanpa sengaja mata pemuda itu menatap sebuah kertas tertempel di pintu
kulkas, karena penasaran dengan isi pesan yang ditinggalkan entah oleh
siapa, Sung Jin mengambil kertas itu, mata Sung jin membulat sempurna
saat mengetahui isi surat yang ternyata sengaja ditinggalkan oleh Hyun
Hwa, dengan langkah gontai Sung Jin kembali ke ruang tengah dimana
kekasih nya berada, Hye In yang merasa janggal dengan kedatangan kekasih
nya segera menghampiri Sung Jin.
“Oppa gwaenchanayo?”, tanya gadis itu dengan suara yang sedikit sesenggukan.
“Ah ne nan gwanchanayo Hye” sahut Sung Jin saat tersadar dari lamunan nya.
“Kertas apa itu oppa?”
“Ah ini, ini bukan…”
Terlambat bagi Sung Jin untuk menyembunyikan pesan dari Hyun Hwa
karena dengan cepat tangan Hye In mengambil kertas berwarna biru langit
itu, Saat melihat tulisan itu Hye In dapat memastikan jika ini adalah
tulisan tangan sang kakak. Sung Jin berusaha mengambil lagi kertas itu
tapi sekali lagi Hye In dengan cepat menyembunyikan di balik tubuh nya
dan berlari ke arah kamar nya dan mengunci pintu dari dalam. Gadis itu
duduk di atas tempat tidur nya dan mulai membaca isi dari pesan yang di
tinggal kan kakak nya.
Hye kau boleh menganggap jika oppa pengecut, tapi akan oppa akui,
jika oppa mu ini memang pengecut karena tak memiliki keberanian untuk
menyatakan yang sebenarnya padamu Hye, mianhae saengie, jeongmal mianhae
jika oppa baru bisa mengatakan sekarang dan tidak secara langsung, mian
oppa sudah menyembuyikan kenyataan ini sangat lama, Hye kau tau kan
tentang kematian appa eomma, dan juga Hye Rin? Hye Rin memang
yeojachingu oppa saeng, tapi apakah kau tahu saengie, jika dia adalah
eonni kandung mu, Hye Rin lah kakak kandung mu Hye bukan oppa, dan oppa
adalah namjachingu dari eonni mu. Mianhae oppa menyembunyikan kenyataan
yang seharus nya kau ketahui dari dulu, tapi percaya lah saeng oppa
melakukan semua ini karena oppa menyayangi mu, karena oppa tak ingin
melihat mu menangis lagi. Semoga kau tak akan melupakan oppa Hye, oppa
masih mengingat dengan sangat jelas saat kau memangis dan berlari
memeluk oppa saat kau merasa ketakutan Hye, maaf jika sekarang saat kau
menangis oppa hanya bisa membelai rambut mu dan mencium keningmu, karena
jika oppa memeluk mu, oppa merasa jika kau adalah Hye Rin kakak mu, dan
oppa tak ingin melakukan kesalahan yang fatal pada mu Hye, paras kalian
sangatlah mirip, itu yang membuat oppa terkadang berfikir jika kau
adalah Hye Rin, mianhae Hye ya sekarang oppa tak bisa memeluk mu seperti
saat kau masih kecil, Hyennie ya mungkin ini terdengar sangat
menyakitkan bagi mu, maaf kan oppa karena harus kembali ke Cina Hye
karena disana lah rumah oppa yang sebenar nya, gomawo untuk semua
kenangan yang kau berikan Hye, sedih dan senang yang sudah kau hadir kan
dalam kehidupan oppa, manja mu, tawa mu, tangisan mu, kejailan mu oppa
tak akan melupakan nya sayang, tak akan pernah melupakan nya. Mianhae
Hyenie ya, jika oppa bukan lah kakak yang baik untukmu, tapi satu yang
perlu kau tau saengie sampai kapan pun oppa akan tetap menyayangi mu,
tetep lah tersenyum Hye, ada atau tanpa oppa di sisi mu, jangan pernah
kau membahasi pipi mu dengan air mata lagi sayang, oppa benci akan hal
itu, oppa pasti akan merindukanmu Hye, dan satu lagi pesan oppa untuk
mu, berbahagialah dengan Sung Jin Hye ya arrachi, mian Hye ya oppa harus
pergi, oppa sangat menyayangimu saengie, semoga kita bisa bertemu lagi
sayang, annyeonghi gaseyo Lee Hye In, Saranghae Lee Hye In Yeongwonhi.
Oppa Yang Selalu Mencintai Mu
Dengan air mata yang masih mengalir dari kedua mata nya, Hye In
berlari meninggalkan Sung Jin yang terus memanggil nama nya, tempat
tujuan nya saat ini hanyalah taman di dekat rumah nya, dulu dia selalu
bermain di taman itu saat Hye Rin sang kakak masih ada, Hyun Hwa juga
sering mengajak Hye In kecil ke taman itu saat gadis itu sedang sedih,
dan sekarang Hye baru tersadar kenapa dia dan Hye Rin memiliki wajah,
bentuk mata, warna kulit dan rambut yang sama, semua itu karena Hye Rin
lah kakak kandung nya, bukan Hyun Hwa yang selama ini selalu menemani
nya dan membesarkan nya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
Langit yang cerah berubah menjadi gelap, hujan mulai turun seolah
mengerti perasaan seorang gadis yang terus berlari di bawah guyuran
hujan yang semakin deras, seorang gadis yang menangis karena tak ingin
ditinggalkan oleh sang kakak, walaupun bukan kakak kandung nya, dengan
nafas yang terengah-engah gadis itu melihat punggung dari seseorang yang
sangat dia kenal, dengan langkah yang melambat Hye mendekat ke arah
Hyun Hwa yang membelakangi nya.
“Kenapa kau kemari Hye”, ucap Hyun Hwa sinis tanpa memutar tubuh nya sedikit pun.
“Oppa…, kau tak akan kembali ke Cina kan?”
Pertanyaan dan suara tangisan Hyenie melebur menjadi satu di tengah
suara hujan yang mengguyur sore hari menjelang malam di kota Seoul,
membuat hati Hyun Hwa semakin teriris sungguh bukan ini yang diinginkan
pemuda berdarah chiness itu, jika boleh memilih dia tak ingin
meninggalkan adik satu-satu nya yang sudah mewarnai hari-hari nya selama
14 tahun lebih itu, tapi janji Hyun Hwa kepada kedua orangtua nya di
Cina, sudah terlanjur terucap oleh pemuda itu pemuda itu sudah berjanji,
jika suatu saat Hyenie telah mendapatkan orang yang mencintai gadis itu
dengan tulus Hyun Hwa akan pergi meninggalkan gadis itu.
“Oppa… katakan pada ku jika kau tak akan meninggal kan ku”, ucap gadis itu sambil memegang ke dua bahu sang kakak
“Mianhae Hye, oppa harus pergi karena oppa sudah berjanji kepada appa dan eomma”, jawab Hyun Hwa.
“Tapi dulu oppa pernah mengatakan padaku, jika kita akan bersama selamanya”
“Anggap aku tak pernah mengucap kan janji itu nona Lee Hye In”.
Tubuh gadis itu terjatuh seketika saat mendengar kalimat terakhir
yang keluar dari bibir pemuda di depan nya, air mata gadis itu semakin
mengalir dengan deras saat sang kakak mulai berjalan meninggal kan nya,
suara sendu Hye In kembali terdengar bersama suara hujan yang mulai
mereda, dengan sisa kekuatan yang masih ada Hye mencoba untuk kembali
berdiri dan mengikuti langkah sang kakak.
“Oppa, tatap mata ku, dan katakan pada ku, jika kau hanya bercanda”, ucap gadis itu menggenggam tangan sang kakak.
“Lepas kan tangan mu Hye!!”, sahut Hyun Hwa sinis dengan melepaskan tangan gadis itu kasar.
“Oppa…, hiks hiks.”
“Bukan kah sudah ku katakan, jangan pernah menangis lagi babo.”, ucap Hyun Hwa dingin tanpa menatap mata gadis itu.
“OPPA, APA SALAH KU!!!”.
Suara Hye In yang meninggi dan juga bercampur dengan tangisan,
membuat air mata Hyun Hwa mengalir membahasi pipi nya, sungguh dia sama
sekali tak ingin menyakiti adik nya tapi jika dia menatap paras Hye In,
semua itu akan kembali mengingatkan nya kepada Hye Rin kakak gadis itu,
setelah menenangkan pikirannya Hyun Hwa menatap gadis di belakangnya,
hati pemuda itu semakin teriris saat mengetahui adik yang sangat dia
sayangi menatatp nya dengan beruraian air mata, Hyun Hwa tersenyum dan
mengahpus air mata sang adik.
“Uljimayo Hyenie ya, jebalyo” ucapan Hyun Hwa kali ini terdengar seperti biasa nya.
“Oppa… apa salah ku…, sampai kau ingin meninggalkan ku?”
“Kau tak salah apa-apa Hye”, sahut Hyun Hwa sambil menghapus air mata Hye In.
“Jika Hye tak memiliki ke salahan dengan oppa, kenapa oppa akan
meninggalkan Hye ke Cina, jebalyo oppa don’t left me”, ucap gadis itu
dengan suara yang sedikit parau karena menangis.
“Mianhae Hye, oppa tetap harus kembali ke cina”, sahut Hyun Hwa dengan membelai rambut gadis berparas manis itu.
“Tapi Hye akan sendirian oppa.”
“Aniya saengie, ada Sung Jin yang akan menjaga mu”, jawab Hyun Hwa menggenggam erat tangan gadis manis di depannya.
“Tapi tanpa oppa..”
“Kau bisa Hye, walaupun tanpa aku disisimu” sahut Hyun Hwa sambil mengacak rambut sang adik dan melangkah pergi.
“Oppa…, aku sangat menyangi mu lebih dari apa yang oppa tau, boleh kah
aku memeluk mu lagi seperti dulu saat aku masih kecil, boleh kah oppa”,
dengan suara yang manja.
Hyun Hwa hanya menggelengkan kepala nyatapa menghentikan langkah kaki nya
“Oppa…, jebalyo.”
Suara manja gadis itu kembali terdengar, dan dengan cepat gadis itu
memegang bahu Hyun Hwa, membuat pemuda itu menghentikan langkah nya, dia
kembali memutar tubuh nya dan menatap gadis yang saat ini juga sedang
menatapnya dengan air mata yang terus membasahi pipi nya yang chubby.
Dia kembali mendekati gadis manis itu dan memeluk erat sang adik dan
mencium pipi dan kening nya dengan penuh kasih sayang, tanpa mereka
sadari Sung Jin yang melihat semua itu juga ikut menangis bahagia.
Dengan sedikit bujukan dan juga bantuan Sung Jin, Hyun Hwa mengurungkan
niat nya untuk kembali ke Cina, dan akan selamanya menetap di negeri
gingseng itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar